Langsung ke konten utama

Antara Nyali dan Pembelajaran

Menunggangi Sepeda Di Atas Tali


Hallo Gals!!
Kali ini saya akan membagi pengalaman saya yang berikutnya. Sebenarnya pengalaman saya ini terjadi sudah tahun lalu saat study tour ke Jakarta, tapi akan saya bagi saat ini.
Bersepeda Di Atas Seutas Tali.
Pernah dengar? Yup wahana ini berada di PP IPTEK TMII, Jakarta guys. Wahana ini menerapkan prinsip-prinsip Fisika tentang keseimbangan. Cara kerjanya adalah dipasang bandul besi yang memiliki berat tertentu yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan agar sepeda dan orang yang menunggangi sepeda itu tetap  tegap dan tidak akan jatuh pada saat sepeda dikayuh. Pada kedua sumbu roda sepeda dipasang pemberat sehingga beban sepeda itu berada di bawah tali. “Massa dibawah sepeda, pusat massa akan selalu berada di bawah tali. Dipastikan Sepeda akan stabil dan tegak lurus.”
Awalnya saya kira sepeda itu ditunggangi berdua karena sedel nya ada dua, jadi saya mengajak salah satu teman saya yang berminat. Kami pun menuju loket untuk membeli tiket naik sepeda itu. Dibelilah dua tiket seharga kurang lebih Rp. 3000,00/1 tiket. Setelah membeli tiket kami menuju Mas2 yang akan memakaikan kami peralatan keamanan. “Mas itu naiknya berdua kan?” Saya bertanya pada mas2 itu. “Enggak dek, itu satu2” Jawab masnya enteng. “Huwaaa!!” Ya udah lah sudah terlanjur batin saya. Seketika itu saya mengerti kenapa Sedel sepedanya ada dua, ditambah setangnya juga ada dua. Kenapa begitu? Karena saat ada satu orang yang bersepeda kearah ujung utara ia menghadap utara dan memakai sedel yang kiri dan memakai setang yang kanan. Sedangkan orang yang menunggangi sepeda dari utara ke selatan akan menggunakan sedel yang kanan dan setang yang kiri.
Giliran saya pun tiba. Dag dig dug serrrr.. Begitulah bunyi jantung saya yang berdegup kencang. Selain agak takut karena sepeda itu berada di seutas tali, saya juga sedikit nervous karena dilihatin teman-teman se-angkatan. Mbaknya yang membimbing saya bilang kalau saya nggak akan jatuh karena itu sudah benar-benar seimbang. Kata-kata mbaknya meneguhkan hati saya. Pelan namun pasti saya kayuh sepeda itu perlahan. Semakin lama semakin kencang. Dannnn akhirnya sampai dalam pendaratan yang mulus. OUHHHHH… Rasanya plongg banget..
Setelah saya, masih ada giliran teman-teman yang mencoba… Beberapa menit kemudian kami menuju bus. Sepanjang itu saya bercakap-cakap sama pak Sutikno tentang prinsip-prinsip fisika yang diterapkan pada sepeda tersebut. Pengalaman itu membuat Study Tour saya semakin bermakna karena saya mendapat pelajaran baru yang berharga. Selain pelajaran Nyali saya juga terasah.
Sekian dari saya Wassalamualaikum..

Daftar Pustaka :  http://1001carapraktis.blogspot.com/2013/12/cara-kerja-sepeda-bisa-berjalan-di-atas.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Teks Prosedur

Teks Prosedur   Struktur : a. Tujuan                 b. Langkah-Langkah Contoh Teks Prosedur : Membuat Tempe Penyet Tidak setiap rumah memiliki pembantu rumah tangga yang dapat memasak makanan kapan saja. Biasanya khususnya para remaja yang memiliki orang tua sibuk dan di rumahnya tidak ada pembantu jurus pertama dalam mengatasi masalah kelaparan adalah membeli makanan di luar yang tidak terjamin kebersihannya. Padahal bahan makanan di kulkas tersedia. Tempe penyet adalah salah satu makanan yang mudah dibuat, rasanya pun tak kalah lezat dari makanan lainnya, Bahannya juga mudah didapat. Berikut ini adalah cara membuat tempe penyet.  Langkah pertama untuk membuat tempe penyet adalah menyiapkan alat dan bahan, antara lain alat-alat untuk menggoreng dan membuat sambal ulek, 2 tempe segitiga, 5 siung cabe, 1 butir bawang putih, 3 butir bawang merah, garam secukupnya, gula jawa secukupny...

De Mata Trick Eyes Museum

Beberapa Minggu yang lalu saya diajak teman sekaligus tetangga saya ke Museum De Mata yang berlokasi di Komplek XT Square, Kota Gede, Yogyakarta. Kami menuju kesana menggunakan sepeda motor (jangan ditiru!). Tapi tenang saja teman-teman saya itu sudah ahli dalam berkendara karena mereka adalah calon siswi SMA. Teman-teman saya itu bernama Zahra yang biasa saya panggil mba Zahra, Hanun, dan Ulfida. Kami berangkat sekitar jam 10.00 wib. Perjalanan kami memakan waktu 15 menit jadi kami sampai   di XT Square jam 10.15 wib. Setelah memarkir sepeda motor kami menuju lokasi De Mata. Sebelum menuju lobi kami mengumpulkan uang Rp. 35.000,-/orang karena harga tiket masuk De Mata adalah Rp. 35000,-/orang. Salah satu dari kami membeli tiket 4 lembar untuk 4 orang. Selanjutnya, Kenarsisan pun dimulai. Just for Information Jika anda ingin sekaligus ke De Arca biaya yang harus anda keluarkan adalah Rp. 60.000,-/orang. One again, jika anda kebingungan untuk memotret, anda dapat meminta to...